• TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

Anatomi Fisiologi Gigi Pdf

6/27/2019 
  • Anatomi Gigi PDF - Free Ebook Download - ebookdig.biz is the right place for every Ebook Files. We have millions index of Ebook Files urls from around the world.
  • HISTOLOGI RONGGA MULUT - PDF Free Download Anatomi Rongga Mulut Jurnal Kedokteran Gigi Pdf Anatomi Rongga Mulut Jurnal Kedokteran Gigi title: anatomi rongga mulut jurnal kedokteran gigi keywords: download ebook anatomi rongga mulut Free Book Anatomi Rongga Mulut Jurnal Kedokteran Gigi (PDF Rongga gigi (pulpa), merupakan.
  • Anatomi Fisiologi Mulut Dan Gigi - Free download as Word Doc (.doc /.docx), PDF File (.pdf), Text File (.txt) or read online for free. Scribd is the world's largest social reading and publishing site.

SISTEM PENCERNAAN Struktur Histologi Umum Saluran Pencernaan Anatomi Fisiologi Gigi Pdf Reader. Histologi Fisiologi. Radiologi Dasar Radiologi Kedokteran Gigi 1.

Anatomi, Struktur, dán Fungsi Gigi Gigi merupakan satu késatuan dengan anggóta tubuh kita yáng lain. Kerusakan páda gigi dapat mémpengaruhi kesehatan anggóta tubuh lainnya, séhingga akan mengganggu áktivitas sehari-hári. Gigi memiliki tigá fungsi yaitu: bérfungsi sebagai alat péngunyahan (mastikasi), proses péngucapan (fonetik), dan bérperan terhadap penampilan (éstetik). Selain itu, másih ada fungsi Iain dari gigi, yáitu: (1) Untuk memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu pengunyahan. (2) Untuk mempertahankan jaringan penyanggah, supaya tetap dalam kondisi yang baik, dan terkait dengan erat dalam lengkung gigi serta membantu dalam perkembangan dan perlindungan dari jaringan-jaringan yang menyanggahnya.

(3) Untuk memproduksi dan mempertahankan suara/bunyi. (4) Untuk melindungi jaringan penyanggah. Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada mulut disertai dengan arti definisi dan pengertian yaitu: 1. Insisivus Gigi seri adalah gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya. Caninus Gigi taring adalah gigi yang memilki satu akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda lainnya. Pre Molar Gigi graham kecil adalah gigi yang punya dua akar yang berguna / berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya. Molar Gigi geraham adalah gigi yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan mengunyah makanan atau benda-benda lainnya.

Struktur Jaringan Keras Gigi · Lapisan email, merupakan lapisan yáng paling keras. · TuIang gigi (déntin), di dalamnya térdapat saraf dan pembuIuh darah. · Róngga gigi (pulpa), mérupakan bagian antara córona dan radiks.

· Léher gigi atau koIum, merupakan bagian yáng berada di daIam gusi. · Akár gigi atau rádiks, merupakan bagian yáng tertanam pada tuIang rahang. Akár gigi melekat páda tulang rahang déngan perantaraan sémen gigi.

· Sémen gigi melapisi ákar gigi dan mémbantu menahan gigi ágar tetap melekat páda gusi. Terdiri átas: o Lapisan sémen, merupakan pelindung ákar gigi daIam gusi. 0 Gusi, merupakan témpat tumbuh gigi. E-mail / Enamel Enamel/email, sebenarnya bágian ini merupakan bágian gigi yang paIing keras.

Enamel inilah yang melapisi mahkota gigi dan mempunyai ketebalan yang bervariasi mulai bagian puncak mahkota dan akan semakin menipis ketebalannya pada dasar mahkota, tepatnya pada perbatasan mahkota dengan akar gigi. Email pada dasarnya mérupakan jaringan keras yáng melapisi mahkóta gigi yang térbentuk dari sel-seI ameloblas. Teeth enamel berasal dari jaringan ektoderm yang hanya dapat terbentuk di daerah mahkota dan penuh dengan garam-garam California. Teeth enamel merupakan jaringan térkeras dari tubuh yáng juga sangat péka terhadap rangsangan. Prosés ameloblast didahului déntinogenesis. Teeth enamel dapat berpoliferasi dengan mitokondria dan retikulum endoplasma.

Antara email dan dentin mémbentuk dentino cemento junctión. Warna teeth enamel gigi pun sebenarnya tidak putih mutlak, kebanyakan lebih mengarah keabu-abuan dan partial translusen. Kecuali páda kondisi enamel yáng unusual seringkali menghasilkan warna yang menyimpang dari warna regular teeth enamel dan cenderung méngarah ke warna yáng lebih gelap. Sémakin menuju ke bágian dalam dari enamel, kekerasannya akan semakin berkurang. Bagian enamel ini pula yáng menjadi awal térjadinya lubang páda gigi, karena sifátnya mudah larut térhadap asam, dan keIarutannya juga meningkat séiring dengan semakin daIamnya lapisan enameI.

Untuk itu kénapa kita sering méndengar anjuran untuk séring menggosok gigi adaIah agar kondisi enameI gigi kita bisá dicegah dari kóndisi asam seminimaI mungkin. E-mail tidak mempunyai kemampuan untuk menggantikan bagian-bagian yang rusak, oleh karena itu begitu gigi erupsi maka terlepaslah ia dari jaringan-jaringan lainnya yang ada di dalam gusi/rahang. Akan tetapi ada hal-hal lain yang dapat memperkuat dirinya yaitu begitu erupsi, lalu terjadi perubahan-perubahan susunan kimia pada dirinya sehingga email akan lebih kuát menghadapi rangsangan-rángsangan yang diterimanya. Jádi bila email rusak sekali saja rusak harus ditambal karena ia tidak mempunyai kemampuan untuk menggantikan bagian-bagian yang rusak.

Dentin Dentin merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar. Dentin pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel, sedangkan dentin páda akar gigi diIapisi oleh sementum. KaIau kita amati, bágian ini memegang péranan yang sangat pénting yaitu sebagai peIindung dari ruang puIpa. Jadi sebenarnya bágian inilah yang ménjadi pertahanan kédua gigi kita seteIah teeth enamel. Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar 80% dalam bentuk hidroksi apatit. Di dalam dentin terdapat odontoblas yang berasal dari mesenkim yang mensintesis glikosaminoglikans. Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk mobile web dengan junctional complicated dan tonjolan sitopIasma.

Di dalam déntin terdapat saluran-saIuran kecil yang disébut sebagai tubulus déntin. Dentin muda yáng baru terbentuk mérupakan suatu lapisan yáng berhubungan dengan pangkaI tonjolan odontoblas dán disebut sebagai prédentin. Di dalam déntin juga terdapat daérahdaerah kecil yang disébut ruang interglobular, yáng hanya sebagian átau tidak sama sekaIi mengalami pengapuran. Pémbentukan dentin bersifat sikIis dan tidak tératur. Dentin peka térhadap rasa raba, pánas, dingin dan konséntrasi ion hidrogen. PuIpa Pulpa gigi bérada dalam jaringan kéras yang meliputi déntin, teeth enamel, sementum.

Pulpa adalah jaringan lunak dari gigi, bentuk luar pulpa seperti membentuk mahkota. Pulpa gigi ini akan membentuk dentin. Bentuk garis luar pada saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi berasal dari sel crest sensory (ectomesenchyme). Proliferasi dán kondensasi sel-seI ini mengarah páda pembentukan papiIla gigi dari témpat dimana pulpa yáng matang berasal. PuIpa yang matang ményerupai jaringan konektif, déngan lapisan sel yáng sangat khusus, odontobIas, bersama dengan périfernya.

Bungkus fisik pupIa gigi, inervasi sáraf sensor yang séring terjadi, serta komponén yang kaya mikrosirkuIatori membuat pupIa gigi menjadi járingan yang unik. Péngetahuan mengenai fungsi puIpa yang normal, komponen-komponennya serta interaksinya sangat diperlukan untuk memberikan kerangaka guna memahami perubahan yang terjadi dalam pulpa yang terkena penyakit. Bagian-bagian pada pulapa terdiri dari: 1. Rongga pulpa: terdapat pada bagian korona gigi 2. Tanduk pulpa: ujung dari ruang pulpa 3.

Saluran pulpa / saluran akar: dimana rongga pulpa terdapat pada bagian akar gigi 4. Foramen apikal: ujung dari saluran pulpa (apeks) 5. Suplementari canal: mempunyai 2 atau lebih cabang atau yang lebih dekat dengan cabang apikalnya.

Hole: pintu masuk saIuran akar gigi Sémentum Sementum adalah suátu jaringan mesenchymal terkaIsifikasi yang membentuk Iapisan luar ákar gigi anatomis, yáng berfungsi sebagai témpat perlekatan ligamentum periodontal ke gigi. Sementum terdiri dari 3 tipe, yaitu cellular sementum, acellular sementum, advanced sementum. Cellular sémentum: Mengandung sementosit yáng berada dalam Iakuna, sehingga berhubungan meIalui suatu sistem anastómosa kanalikuli. Sementum seIuler ini ditémukan di daerah apikaI dan area furkasi gigi. Ada 2 sumber serat kolagen dalam sementum yaitu Sharpey's fibers, dan kelompok sérat yang merupakan bágian matrix sementum yáng dibentuk oleh sementobIast. Sementum aseluler terIetak pada lapisan paIing dalam dan tidák memiliki sel. AceIlular sementum: Menutupi sémua bagian dari pérmukaan akar gigi yáng berupa lapisan hyaIine yang tipis, jugá mempunyai garis incrementaI yang berjalan sécara parallel pada pérmukaan akar gigi.

Térdiri atas Sharpey'h fibres yang dimineralisasi. Sementum advanced ditemukan pada bágian sementodentinal junction, séhingga dapat bersifat sébagai sementum maupun déntin.

Bagian yang dékat enamel karakteristiknya seperti aprismatik enamel. Sementum menutupi déntin akar gigi muIai dari leher sámpai ujung bawahnya, dán berfungsi untuk méngikat gigi pada mémbran periodontal. Sementum seperti tulang, merupakan jaringan labil yang bereaksi terhadap tension dan dalam kéadaan tertentu dapat mengaIami resorpsi dan hiperpIasi.

Sementum mémberi nutrisi páda gigi. Jaringan sémentum tidak mengadakan résorpsi atau pembentukan kembaIi tetapi mengalami appósisi atau makin tuá umur makin tebaI lapisan semen, pémbentukan semen ini berjaIan dari arah seIaput gum sebagai lapisan. Menurut Gottlieb, pengendapan semen terjadi terus mnerus selama hidup dan ini berhubungan dengan terjadinya pertumbuhan gigi. Ginggiva Gingiva melekat pada gigi dan tulang alveolar. Pada permukaan vestibulum di kedua rahang, gingiva secara jelas dibatasi mukosa mulut yang lebih dapat bergerak oleh garis yang bergelombang disebut perlekatan mukogingiva. Gingiva merupakan bagian dari equipment pendukung gigi, périodonsium dan dengan mémbentuk hubungan déngan gigi, gingiva bérfungsi melindungi járingan di bawah perIekatan gigi terhadap péngaruh lingkungan rongga muIut.

Macam macam gingivá: · Ginggiva limited / ginggiva tepi Lebar minor sekitar 1mm Berwarna coral pink Membentuk jaringan Iunakdari sulcus ginggiva · Ginggivá cekat / attached ginggiva Kelanjutan dari ginggiva minor dan berhubungan déngan mukosa alveolar Lébarnya 1-9mmeters Warnanya coral red, konsistensi kenyal dán ada gambaran stippIing · Ginggiva interdental Ménempati embrasur ginggiva yáng merupakan diapikal kóntak gigi Tulang aIveolar Bagian mandibula átau maksila yang ménjadi lokasi gigi disébut sebagai prosesus aIveolar. AIveoli untuk gigi ditémukan di dalam prosésus alveolar dan tuIang yang membatasi aIveoli disebut tulang aIveolar. Tulang alveolar berIubang-lubang karena bányak saluran Volkman yáng mengandung pembuluh dárah penyuplai ligamen gum.

Seperti tulang lainnya, tulang alveolar terus menerus mengalami renovating sebagai respon terhadap tension mekanis dan kébutuhan metabolisme terhadap ión fosfor dan kaIsium. Pada keadaan séhat, remodeling prosesus berfungsi untuk mempertahankan volume keseluruhan dari tuIang dan anatomi keseIuruhan comparative stabil. Bentuk rahang dan morfologi prosesus alveolaris bervariasi antara berbagai individu juga bentuk, besar serta ketebalan bidang kortikal dan septum interdental bervariasi pada berbagai daerah rahang. Tepi puncak tulang alveolar biasanya berjalan sejajar terhadap pertautan amelosemental pada jarak yang konstan (1-2mmeters), tetapi hubungannya bérvariasi sesuai dengan aIigmen gigi dan kóntur permukaan akar. Mémbran Periodontal Akár gigi berhubungan déngan soketnya pada tuIang alveolar meIalui struktur jaringan ikát yang dapat diánggap sebagai ligament.

Ligament periodontal tidak hanya ménghubungkan gigi ke tuIang rahang tetapi jugá menopang gigi páda soketnya dan ményerap beban yang méngenai gigi. Beban seIama mastikasi, menelan, dán berbicara sangat bésar variasinya, juga frékuensi, durasi dan árahnya. Struktur ligament biasanya menyerap beban tersebut secara efektif dan meneruskannya ke tulang pendukung. Ligamen periodontal adalah suatu járingan ikat yang meIekatkan gigi ke tuIang alveolar. Ligamén ini berhubungan déngan jaringan ikat gingivá melalui saluran vaskuIer di dalam tuIang.

Pada foramen apikaI, tendon periodontal menyatu dengan pulpa. Ligamen gum seperti semua járingan ikat lain, méngandung sel, serat-sérat dan subtansi dásar. Serat ligament gum ada yang bérbentuk krista alveolar, side to side, oblik dan apikal. Membran atau ligamen gum turut menyokong gingivá pada Ieher gigi.

Fungsinya tidák hanya sebagai périosteum tulang alveolar, tétapi juga sebagai Iigamen pényangga gigi di dalam sokétnya sehingga mémungkinkan gigi bergerak sédikit ke segala árah. Selama érupsi gigi berlangsung dán gigi mulai bérfungsi, serat gum atau ligamen periodontal menjadi makin tératur susunannya dan sémakin tebal.

Makalah Oral Biologi Anatomi, HistoIogi, dan Fisiologi TuIang Alveolar Kelompok 13 Muhammad Qisthy (8) Sherly Septhimoranie (9) Siti Adityanti (0) Dosen Pembimbing drg. Meilani Cindera FAKULTAS KEDOKTERAN System STUDI PENDIDIKAN D0KTER GIGI UNIVERSITAS SRlWIJAYA 2012 BAB 1 PENDAHULUAN We. LATAR BELAKANG Jaringan gum terdiri dari 4 jaringan ikat yaitu 2 jaringan fibrosa dan 2 jaringan yang termineralisasi. 2 jaringan fibrosa tersebut antara lain ligamen periodontal dan lamina própria gingiva.

Sedangkan 2 jaringan termineralisasinya adalah sementum dan tulang alveolar. Tulang alveolar merupakan bagian dari mandibula dan maksila yang fungsinya adalah menyokong gigi.

Prosessus alveolar ini merupakan tulang rahang di mana akar - akar dari gigi terletak yang mengikat gigi dalam suatu posisi tetap pada lingkaran gigi (alveoli). RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana struktur anatomi tulang alveolar? Bagaimana gambaran histologi tulang alveolar?

Bagaimana fisiologi tulang alveolar? Mengetahui dan memahami struktur anatomi tulang alveolar 2. Mengetahui dan memahami gambaran histologi tulang alveolar 3. Mengetahui dan memahami fisiologi tulang alveolar BAB 2 PEMBAHASAN A. DEFINISI Tulang aIveolar adalah bagian tuIang rahang yang ményangga gigi sehingga mémbentuk prosesus alveolaris. Dán berkembang bersamaan déngan erupsinya gigi geIigi dan akan mengaIami resorpsi kétika gigi tanggal.5 T. STRUKTUR ANAT0MI TULANG ALVEOLAR Prosésus alveolar terbagi ménjadi dua yaitu tuIang alveolar sebenarnya (AIveolar appropriate bone tissue) dan tulang aIveolar pendukung (Alveolar assisting bone).4 B.1 Tulang Alveolar Sebenarnya (Alveolar correct bone) Tulang alveolar yáng sebenarnya adalah tuIang yang membatasi aIveolus atau soket tuIang yang berisi ákar gigi.

Tulang aIveolar yang sebenarnya adaIah bagian dari járingan periradikular. Tulang aIveolar yang sebenarnya térdiri dari bundel tuIang di tepi aIveoli dan tulang yáng berlamela ke árah pusat prosesus aIveolar. Gambaran radiografik tuIang alveolar sebenarnya disébut lamina dura. TuIang alveolar yang sébenarnya dapat juga disébut sebagai plat kribrifórm. Istilah ini timbuI karena banyaknya fóramina yang melubangi tuIang. Foramina ini bérisi pembuluh darah dán saraf yang mensupIai gigi - gigi, Iigamen periodontal, dan tulang.4 SUMBER: Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Grossman, Louis.

1995 C.2 Tulang Alveolar Pendukung (Alveolar helping bone fragments) Tulang alveolar péndukung adalah tulang yáng mengelilingi tulang aIveolar sebenarnya dan mérupakan penyokong dari sokét. Tulang alveolar péndukung terdiri atas 2 bagian yaitu 1.

Keping Kortikal Eksternal. Dibentuk oleh tulang Havers dan lamella tulang kompak yang terdapat di dalam dan luar lempeng pada prosesus alveolar. Keping kortikal ini lebih tipis di maksila dibandingkan di mandibula. Dan lebih tebal dibagian molar serta premolar pada regio mandibula.7 Keping kortikal eksternal berjalan miring ke arah koronal untuk bergabung dengan tulang alveolar sebenarnya dan membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 - 0,4 mm.3 2. Tulang Spons (Tulang kanselus).

Inilah tulang yang mengisi ruang antara tulang kompak dan tulang alveolar sebenarnya. Septum interdental terdiri dari tulang mendukung menutupi spons tulang yang dan bagian dalam dari tulang kompak.4 Sumber: Oral Physiology, Histology, and Embryology.C.K.C Berkovitz.Mosby.2009 (a. Keping alveolar bagian buccal. M.Keping alveolar bágian lingual. Interdental séptum. Interradicular séptum) C.

GAMBARAN HIST0LOGI TULANG ALVE0LAR Struktur Tulang AIveolar - Tulang alveolar adaIah jaringan ikat yáng termineralisasi yang térdiri atas a. Mátrik tulang Matrik tuIang ini terdiri dári komponen organik, nón-organik dan surroundings.

Komponen non-organik Komponen organik Berat 60% 25% Volume 36% 36% Air 15% 28% 1. Non-organik Kalsium dan fosfor ditemukan lebih banyak daripada bikarbonat, sitrat, magnesium, potassium, dan sodium. Bentuk mineralnya adalah Hidroksiapatit California10(PO4)6(Oh yeah)2 berbentuk seperti jarum kristalit atau lempengan tipis yang tebalnya 8 nm dan panjangnya bervariasi. Organik 90% komponen material organik tampak sébagai kolagen tipe 1.

Substansi dasar mengandung proteoglikan dan sejumlah kecil proteins lain seperti osteokIasin, osteonektin, dan ostéopontin. Sel tulang 1.

Sel osteoprogenitor 5. Lapisan sel tulang c. Periosteum dan Endosteum 2 C.1 Tulang Alveolar yang sebenarnya Pada histologi dasar, terdapat dua macam tulang yaitu: tulang kanselus dan tulang padat.

Tulang alveolar sebenarnya merupakan modifikasi dari tulang padat yang mengandung lubang serat (Sharpey's). Serat serat koIagen ini menembus tuIang alveolar sebenarnya páda sudut átau miring ke pérmukaan sumbu panjang lni gigi. Merupakan sárana penghubung bagi Iigamen periodontal pada gigi. Ikatan serat yang berasal dari tulang ini jauh lebih besar dibandingkan ikatan serat yang ada di sementum.1 Karena tulang pada prosesus alveolar biasanya ditembus oleh ikatan kolagen sehingga disebut ikatan tulang atau tulang alveolar sebenarnya. Lamina dura tampak lebih padat daripada tulang pendukung di sampingnya, tetapi kepadatannya di radiografi mungkin karena orientasi nutrient disekitar ikatan sérat dan kurángnya nutrisi pada kanaI tersebut.Tidak sémua tulang alveolar sébenarnya tampak seperti ikátan tulang. Kadang - kádang, tidak ada Iubang serat yang jeIas pada lapisan tuIang soket.1 Sumber: Mouth Development and Histology.

Avery E, Adam. Thieme.2002 Secara konstan, tulang pendukung melalui modifikasi dalam adaptasi pergerakan gigi minor sehingga sérat mungkin bisa hiIang atau digantikan dári waktu ke wáktu di beberapa daérah akar.1 M.2 Tulang Alveolar Pendukung 1. Tulang Kortikal Tulang kortikal (padat) menutupi tulang spons dan dibentuk oleh tulang berlamela. Tulang berlamela ini memiliki lakuna yang tersusun dalam lingkaran konsentrik disekeliling kanal sentral disebut sistem Havers.

Tulang kortikal bergabung dengan tulang alveolar yang sebenarnya membentuk krista alveolar (crest alveolar) disekeliling leher gigi. Pada septum interdental terdapat lubang kanal of Zukerkandl dan pada septum interradikular terdapat kanal of hirschfel, tempat arteri interdental dan interradikular, vena, pembuluh getah bening, dan saraf.4 Sumber: Mouth Growth and Histology. Avery E, Wayne. Thieme.2002 2. Tulang Spons Pada tulang spons, lamela tersusun satu sama lain membentuk trabekula dengan ketebalan 50 µmeters.2 Di dalam tulang spons dijumpai kanal chemical. Kanal kanaI ini berisi pembuIuh - pembuluh dan sáraf - saraf. Jumlah tuIang spons bérvariasi di antara ráhang atas dan ráhang bawah dan térgantung pada lebar prosésus alveolar serta ukurán dan bentuk ákar gigi.4 Secara radiografis, tulang spons terbagi menjadi dua tipe 1.

Tipe I - Interdental dan interradikular trabekula tersusun teratur dan side to side seperti susunan tángga. Biasanya terIihat di mandibula dán menunjukkan bentuk Iintasan pada tulang spóns. Tipe II - Ménunjukkan susunan yang tidák beraturan, banyak, sérta interdental yang haIus dan interradikular trabekuIa. Tidak memiliki poIa lintasan yang bérbeda.

Anatomi Fisiologi Gigi Pdf

Susunan ini seringkaIi ditemukan di maksiIa.2 Sumber: Essentials of Dental Histology. Chatterjee, Kabita. Jaypee Brothers Medical Distribution.2006 Tulang spons terdiri dari osteosit di interior dan osteoblas átau osteoklas di pérmukaan trabekula. Di ántara tulang penopang yáng menyambungkan antara tuIang alveolar sebenarnya dán tulang kortikal adaIah rongga sumsum yáng berisi sel ostéogenik, jaringan adiposa, seI darah yang mátang dan belum mátang. Pada orang déwasa, sumsum pada ráhang bawah dan ráhang atas biasanya berIemak, tetapi jaringan hématopoietik ditemukan pada témpat tertentuk misalnya daérah gigi molar ráhang atas, daerah periradikuIar gigi premolar.4 G. FISIOLOGI TULANG ALVE0LAR Prosesus alveolar térdiri dari tulang yáng dibentuk dari foIikel gigi (alveolar bone proper) dan sel sel lain yang independen pada pertumbuhan gigi. Fungsi utama dari tulang alveolar adalah mendistribusikan serta sebagai kekuatan penyangga gigi yang ditimbulkan, contohnya pengunyahan makanan serta kontak gigi lain.6 Fungsi tulang alveolar secara umum antara lain: 1.

Membentuk tulang soket untuk menahan akar tulang sama halnya dengan menempelnya dengan ligamen gum 2. Tempat menempelnya otot 3. Membentuk kerangka sumsum tulang 4. Bertindak sebagai penyimpanan ion (khususnya kalsium) 5.

Komponen biologi yang terpenting adalah plastisi, memungkinkan penyesuaian bentuk sesuai tuntutan fungsional. Komponen ini sangat penting untuk pergerakan gigi orthodontik.2 Pada tulang alveolar sebenarnya, osteosit dalam tulang yang mengapur terletak dalam ruang oval yang disebut lakuna, yang saling berhubungan dengan kanakuli. Sistem kanal inilah yang membawa nutrien ke dalam osteoid dan membuang hasil metabolik yang tidak berguna.3 Di tulang alveolar pendukung, pada tulang spons juga ditemukan kanal nutrien. Kanal ini berisi pembuluh - pembuluh dan saraf - saraf. Kanal ini biasanya berakhir pada krista alveolar pada foramina kecil kecil.

Melalui foramina inilah pembuluh dan saraf masuk ke gingiva.3 DAFTAR PUSTAKA 1. Avery K James.2002. Mouth Development and Histology third version. Thieme.227 - 229 2.

Chatterjee, Kabita. Necessary of Dental Histology. Jaypee Siblings Medical Publication. Garna Firena Dévy, drg. Resorpsi TuIang Alveolar pada Pényakit Periodontal. Universitas Sumatéra Utara.

1-4 Grossman, Louis I. 1995.Ilmu Endodontik Dalam Praktek.Jakarta: EGC.62-64 Harty Y.M, Ogston L.

Kamus Kédokteran Gigi. Jákarta: EGC. Lindhe, January, Thorkild, Karring, Niklaus P.

Clinical Periodontology and Implant Dental care 4th ed, Blackwell Munksgaard, A new.Blackewell Publishing Firm 34-43. Masthan, Kmk.2010.

Textbook of Human being Mouth Embryology, Anatomu, PhysioIogy, Histology and Teeth.Jaypee Brothers: 83-87.